Bagi sejumlah orang dengan gangguan saraf mungkin mereka akan mengalami suatu gejala yang disebut afasia. Apa itu afasia?

Afasia adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan komunikasi baik secara verbal ataupun tulisan. Namun, gejala yang dirasakan setiap orang bisa berbeda – beda tergantung jenisnya. Lantas, apa saja jenis - jenis afasia itu?

Afasia akan mempengaruhi kemampuan komunikasi dalam berbagai cara termasuk juga kemampuan bicara, memahami perkataan, membaca, dan menulis. Afasia biasanya terjadi secara mendadak akibat stroke atau cedera kepala. Namun, bisa juga muncul secara bertahap akibat tumor otak atau demensia.

Berikut 3 jenis afasia lengkap dengan masing – masing gejala dan ciri – cirinya yang perlu kamu ketahui :

  1. Afasia Broca

Jenis Afasia yang satu ini dinamai oleh Paul Broca, seorang ilmuwan Prancis. Dia yang pertama kali mengaitkan jenis afasia broca dengan kerusakan otak tertentu. Jenis ini juga dikenal dengan sebutan afasia tidak lancar atau ekspresif.

Seseorang dengan jenis afasia broca mungkin akan mengalami kesulitan bicara namun masih bisa memahami perkataan orang lain. Dia cenderung menggunakan kalimat yang sangat pendek saat berbicara biasanya kurang dari empat kata. Dia juga kerap kesulitan menemukan kata – kata yang tepat.

Bahkan beberapa diantaranya kesulitan menggunakan kata kerja dibandingkan dengan kata benda. Saking sulitnya, mereka kerap frustasi karena menyadari memiliki keterbatasan.

Umumnya, jenis afasia ini terjadi akibat kerusakan pada otak yang mengontrol bicara dan bahasa, seperti gyrus frontal inferior dibagian otak kiri. Kondisi ini biasanya terjadi akibat stroke atau cedera otak.

Penderita afasia broca tidak hanya bermasalah dengan kemampuan bicara saja, namun kemungkinan juga mengalami kelumpuhan atau kelemahan di bagian tubuh sisi kanan.

  1. Afasia Wernicke

Serupa dengan afasia broca, jenis afasia wernicke ini juga dinamai oleh seorang ahli saraf yang bernama Carl Wernicke. Dia yang pertama kali menghubungkan kerusakan di bagian otak tertentu dengan jenis afasia yang satu ini.

Yang dimaksud dengan kerusakan otak disini adalah di area temporal posterior di bagian kiri otak. Ini adalah bagian otak yang berperan penting untuk memproses arti kata serta bahasa lisan.

Akibat terjadinya kerusakan otak tersebut, maka penderita afasia jenis ini tidak mampu memahami perkataan orang lain dengan baik atau bahkan perkataan dirinya sendiri saat berbicara.

Namun, seseorang dengan afasia wernicke masih bisa berbicara dengan lancar sekalipun dengan kalimat yang panjang, rumit, dan tidak masuk akal, atau menggunakan kata yang tidak perlu. Penderita jenis afasia ini juga sering tidak sadar jika orang lain tidak memahami perkataannya. Pengidapnya juga kerap kesulitan untuk membaca dan menulis.

Mengingat kemampuan bicaranya tidak mengalami masalah, jenis afasia wernicke disebut juga dengan afasia lancar atau afasia reseptif.

  1. Afasia Global

Jenis afasia global terjadi akibat dampak dari kerusakan otak yang cukup parah serta melibatkan kedua bagian otak broca dan wernicke. Bagian otak ini memiliki peran penting untuk memahami perkataan, mengakses kosakata, menggunakan tata bahasa, serta memproduksi kata dan kalimat.

Karena itulah sebabnya pengidap afasia global kesulitan untuk memahami perkataan orang lain serta sulit membentuk kata dan kalimat. Bahkan pengidapnya juga tidak mampu membaca atau menulis. Kondisi ini biasanya dialami oleh pasien setelah menderita gejala stroke atau trauma otak.

Gejalanya bisa membaik dalam beberapa bulan setelah menderita stroke, apalagi jika belum meluas kerusakan otaknya. Namun, jika sudah meluas kerusakan otaknya bisa menyebabkan kecacatan yang parah dan bertahan lama.